Dua hari yag
lalu, aku berangkat ke sebuah tempat bersama para pemimpin-pemimpin kampus IPB
untuk mengikuti sebuah pelatihan kepemimpinan. Ada banyak orang hebat yang berkumpul untuk
mengikuti pelatihan, mendiskusikan beberapa hal tentang keorganisasian. Bener-bener
suasana yang elegant melihat para pemimpin di kampus bertukar pikiran,
berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan keorganisasian.
Aku,
bolehlah yak disebut Direktur. Direktur sebuah organisasi impian penuh harapan
dan kebersamaan. Pemimpin sebuah keluarga besar yang bersahaja yang namanya
FORCES (forum for scientist studies). Begitu
banyaknya rangkaian acara di pelatihan kepempinan itu, selama dua hari di
tengah ramainya orang menyampaikan pendapat, antusiasnya para peserta memahami
materi, aku teringat keluarga itu. Aku teringat kebersamaan yang ada di sebuah
ruang persegi berukuran kurang lebih 3X3 Meter yang isinya adalah barang-barang
pribadi. Ramainya ruang kecil itu karena canda, tawa serta diskusi yang sangat
hidup menghidupkan suasana. Aku ingat juga betapa ruang kecil beserta
orang-orang didalamnya dapat menghapus penatnya permasalahan hidup ini. Aku juga
ingat ruangan kecil yang agak berantakan itu memberikan aku sebuah keluarga di
tengah masa merantau selama kuliah.
Selama
dua hari ditengah keramaian para pemimpin berdiskusi, aku diam dan berfikir
tentang kalian, Teman-temanku, adik-adikku yang harus aku pimpin selama satu
tahun kedepan. Seorang pembicara menjelaskan
dalam presentasinya beberapa kriteria seorang pemimpin, mulai dari karakter, kepribadian serta
ciri-cirinya. Secara jujur karakter dan ciri-ciri yang telah di jelaskan sangat
ndak sesuai dengan apa yang ada di diriku. Lebih jelas lagi, pembicara itu
memberikan sebuah simulasi untuk membuktikan tipe kepribadian masing-masing
peserta. Semua tau bahwa tipe kepribadian pemimpin adalah korelis. Dan setelah
menjawab beberapa pertanyaan terbukti bahwa aku bukanlah seorang korelis namun
aku seorang sanguinis. Aku ndak sehebat pemimpin-pemimpin di pelatihan itu
temen-temen.Aku ndak banyak mengajukan
pendapat, aspirasi ataupun sebuah ide. Bahasanya ndak keren bangetlah kayak
ketua organisasi lain yang banyak mengacungkan jarinya selama acara seakan ide
dan pendapatnya ada segudang di otaknya. Sedangkan aku banyak diam. Kalo aku
lagi-lagi diem.....
Tapi,
entah kenapa diamnya aku malah membuat motivator itu selalu menatap kepadaku. Bertanya
tentang pendapatku, selalu memberi contoh melalui diriku. Aku juga menjadi
bahan pembanding diantara beberapa tipe kepribadian yang ada. Ah, mungkin
karena motivator itu tahu bahwa sedang ndak fokus memerhatikan apa yang
disampaikannya. Tetapi, aksi motivator itu membuat aku menjadi penasaran untuk
bertanya bagaimana menjadi seorang pemimpin yang paham akan anggotanya, paham
mengenai kemauan dan paham bagaimana mencapai visis misi sebuah organisasi. Beberapa
pertanyaan aku sampaikan mengenai persoalan yang aku ndak bisa menyelesaikannya
selama ini. Ternyata luar biasa ternyata jawaban yang diberikan sangat memuaskan
dan sebelum motivator itu mengakhiri sesinya ia berkata yang kalo di ringkas begini “apapun tipe
kepribadianmu, bukan batasan engkau harus menjadi ini dan itu, bukan berarti
seorang sanguinis tidak bisa memimpin, semuanya bisa memimpin yang penting kita
mau berusaha, karena sayapun seorang sanguinis”
Untuk
temen-temenku di keluarga FORCES tercinta, aku bukan orang yang prestatif dalam
hal karya tulis, aku juga bukan orang yang cepet hapal semua nama (terutama
forces 10), aku juga bukan seorang korelis yang dapat memimpin dengan baik, aku
juga ndak tahu dengan jelas apa keinginan temen-temen, aku jarang online untuk
ngepoin blog temen-temen, jarang facebookan untuk tahu status temen-temen,
bahkan jarang main twitter. Mungkin masih sangat banyak kekurangan dalam diri
ini, masih banyak ketidaktahuan dan mungkin masih rendah tingkat pemahamanku. Namun,
izinkan direktur baru ini belajar dan berusaha untuk memimpin, memberdayakan
dan memberi contoh bagi temen-temen semuanya. Izinkan direktur yang baru ini
mencoba dan menggali potensi yang ada untuk kepentingan kita semua bersama. Mohon
beri dukungan dan doa semoga direktur yang katanya “direktur gombal” (aku ndak
setuju.. ha2) bisa amanah dalam mengemban hak dan kewajibannya. Izinkan diri
yang belum tentu lebih baik dari temen-temen semuanya untuk jadi pemimpin di
keluarga ini.
*Mungkin tulisan ini agak lebay
dan galau... tapi seperti biasanya “ aku bingung mau nulis apa untuk nyapa
temen-temen semua” FORCES!!! Go scientist...
Kemarin,
tepatnya 9 desember 2012 aku dihadapkan pada moment dimana Allah memberikan aku
sebuah ujian untuk memimpin sebuah organisasi. Menjadi pemimpin bisa dibilang
seperti menempatkan diri pada jalan terjal penuh rintangan yang di samping
kanan kirinya ada jurang dengan membawa seorang anak kecil. Ada tanggung jawab
disana, ada resiko, rintangan serta hambatan yang membentang. Tapi memang
perjalanan itu berujung pada puncak terindah dimana kita bisa melihat indahnya
matahari terbit sehingga membuka peluang untuk mendaki puncak yang lebih tinggi
dan lebih indah bahkan menggapai langit tertinggi.
Aku,
seorang pemuda berbadan mungil, dengan kulit hitam manis, terkadang merasa
belum pantas untuk memimpin, masih banyak di luar sana pemuda yang lebih
ganteng, keren dan berbadan besar. Aku sadar, di dekatku ada jurang yang dapat
membuat diriku akan jatuh terjerembab ke dalam jurang saat aku salah dalam
melangkah. Sedikit kesalahanku dalam melangkah, maka aku ndak hanya membuat
diriku jatuh ke jurang tapi juga anak kecil yang aku bawa. Tanggung jawab,
resiko, cobaan, hambatan semua itu terbayang di hati dan pikiran sehingga kedua
tanganku seakan memegang sebuah gunung yang harus aku pikul hingga nanti (agak
lebai sih).
Namun,
diselah perenunganku, ada beberapa teman yang masih ingat kapan aku lahir,
kapan aku mulai melangkah. Mereka memberiku sebuah hadiah yang buat aku cari
tissue saat membuka hadiah tersebut. Di mushola al-fath akubuka bungkusan itu, didalamnya terdapat
kemeja putih bergaris. Tapi yang lebih membuat aku mau nangis adalah begitu
perhatiannya mereka kepadaku, seorang pemuda yang pakaiannya agak cupu (ndak
gaul) yang sering ndak make kaos kaki. Dan mereka menghadiahkan dua pasang kaos
kaki yang diikat dengan pita kuning.
Seikat
kaos kaki dengan pita kuning, aku ndak akan lupa itu. Di tengah amanah baru
yang membuat beban tanggungjawabku lebih besar, aku serasa mendapat tenaga
baru, aku serasa dapet suplemen baru untuk semangat mengemban amanah. Hadiah itu,
kayak sekelumit rasa manis di tengah sensasi sayur asem yang sering dibuat
ibuku. Manis itu membuat semuanya jadi sempurna. Dalam hati aku berkata ya
Allah terima kasih engkau telah mempertemukan aku dengan mereka, sahabat terbaik,
yang selalu memberiku semangat saat aku lelah, memberiku tawa saat aku sedih
dan memberikan kado terindah “seikat kaos kaki” yang didalamnya ada pesan yang
spesial “semoga cepet dapet jodoh ya tek”. Ah pesan itu mungkin karena aku
terlalu banyak bicara tentang nikah dihadapan mereka.
Terlepas
dari semua itu, ya Allah semoga mereka yang sangat perhatian dan sayang
kepadaku, selalu sehat dan bahagia serta dimudahkan dalam segala urusannya. Aku,
maaf yak temen-temen, aku belum bisa jadi pemimpin dan teman yang baik. Aku masih
sering lupa untuk nanya kabar kalian, apalagi tau kondisi hati kalian seneng
atau sedih. Tapi insya Allah aku mau belajar n berusaha jadi pemimpin n temen
kalian yang terbaik. Minimal udah bisa cepet bales sms... he2.
Seikat
kaos kaki itu... kado terindah... kemejanya buat aku tambah ganteng.. bangga
aku memakainya... terima kasih temen2ku... LI,DE,DW,US,RI
Tepat dua puluh tahun lebih dua hari yang lalu, seorang pemuda dari desa kedaton 4 itu lahir. ucapan "selamat ulang tahun" berceceran di inbox sms handphonenya. pemuda itu ditelpon oleh orang tuanya mengenai kondisi ekonomi keluarganya... bgini percakapan telephone di teras kampus saat hujan waktu itu :
truuut...
pemuda : asslmualaikum, hallo...
abah : walaikumsalam, lagi ngapain nak?
pemuda : lagi ngobrol sama teman bah sambil nunggu hujan reda...
abah : gimana kondisi kuliahmu, lancar kan?
pemuda : alhamdulillah lancar bah, tapi semakin mendekati tingkat akhir beban kuliah maupun beban pikiran makin berat bah... maaf klo ndak bisa memberikan sesuatu yang lebih..
abah : alhamdulillah klo gitu, tetep pertahankan beasiswamu itu ya nak, soalnya akhir tahun ini dengan kondisi abah yang semakin tua, sepertinya akhir tahun ini abah mulai pensiun untuk bekerja dan otomatis abah ndak bisa biayai uang kuliahmu lagi nak...
pemuda : oh ya bah, aku paham masalah itu, selama ini juga aku lagi dalam proses berfikir dan merencanakan, mengenai beasiswa insya Allah akan selalu dijaga sampe akhir kuliah.. doakan saja bah, ada rezeki kedepannya..
abah : insya Allah abah dan mama selalu mendoakanmua... gitu aja yak, cuma ngasih tau kondisi kita supaya kita lebih sadar... asslmualaikum...
pemuda : iya bah... walaikumsalam, salam sama mama dan mbak...
percakapan tersebut, bener-bener percakapan yang indah antara seorang ayah dan anak, di umur yang ke-20, ayah dari pemuda itu mengajarinya tentang sadar akan kondisi, mengajarinya tentang keharusan memulai usaha, mempertahankan sesuatu yang baik serta mempersiapkan segala sesuatunya. dengan percakapan tersebut, pemuda itu mulai sadar bahwa usianya telah mencapai dua puluh tahun yang berarti segala sesuatunya harus mulai mandiri bahkan suatu saat nanti mesti bertanggungjawab untuk orang lain.
meskipun selama ini, pemuda itu menjalani kuliah tanpa biaya dari orang tua, namun dengan percakapan tersebut ada sebuah pesan yang terisrat dari orang tuanya, bahwa diumur yang ke dua puluh pemuda itu harus mulai belajar membuat sebuah keputusan tentang masa depan.
satu hari setelah percakapan itu, ternyata memang benar, pemuda itu dihadapkan pada dua pilihan yang sangat besar antara menjadi atau tidak menjadi. menjadi yang berarti ada harga yang harus dibayar dengan pertanggungjawaban dan tidak menjadi yang berarti harus dibayar dengan sebuah resiko jangka pendek maupun jangka panjang. pemuda itu bingung, bimbang...
sesuai yang sering dikatakannya "hidup itu pilihan" dan sekarang ia dihadapkan pada pilihan yang sangat besar resiko dan pertanggungjawabannya. namun, dalam kebimbangan antara dua pilihan tersebut, pemuda itu sadar bahwa inilah sebuah pendewasaan. inilah sebuah pembelajaran bagaimana kita nantinya akan dihadapkan pada pilihan yang besar, karir, istri, kontribusi,dll. tidak lama lagi pemuda itu akan mengalaminya, maka pilihan demi pilihanpun dia sadari sebagai sesuatu yang harus dijalani dan tidak bisa dihindari resiko dan pertanggungjawabannya.
saat ini, pemuda itu lebih banyak diam, bukan karena marah pada seseorang dan bukan juga karena berubah kepribadiannya, namun dalam diamnya ternyata ia menemukan jalan, solusi, titik terang untuk mengeksekusi sebuah pilihan. yap, seperti air yang tenang, maka kita dapat melihat bayangan wajah kita saat bercermin diair yang tenang, bahkan segala sesuatu yang berada diatas air yang tenang akan terlihat dengan jelas hingga langit yang tinggipun bayangannya akan tercermin di air yang tenang.
dalam diam seperti air yang tenang, ternyata ia juga dapat bercermin dan lebih mengenal rupa wajahnya, lebih mengenal sikap dan kepribadiannya, lebih mengenal sifatnya sehingga terlihat jelas tentang kesalahan demi kesalahan yang dilakukan, tentang keinginannya, tentang impian dan cita-citanya dan yang paling penting adalah tentang siapa dirinya. di air yang tenang ia lebih mengenal bagaimana dirinya seharusnya menjadi, bagaimana seharusnya bergerak, bagaimana seharusnya berfikir dan bagaimana seharusnya berbuat.
air yang tenang itu, ternyata membuat ia lebih hidup, lebih memberikan kehidupan, dan lebih jernih. meskipun akan ada banyak gangguan yang siap kapanpun membuat ia keruh. namun dalam tenangnya, dalam diamnya, setiap keruhnya air itu akan segera kembali jernih dan tenang serta siap memberikan cerminan dan pantulan untuk warna langit yang indah. diam atau tenang bukan berarti tidak memberikan riak ceria di sekitar, namun riak keceriaan itu telah tergantikan dengan suara-suara ceria dan bahagia anak-anak yang bermain disekitar air yang tenang.
riak keceriaan itu akan tergantikan dengan keramahan dan keteduhan suasana indah di air yang tenang.
pagi ini, pemuda itu terbangun dengan mata kirinya yang merah. pemuda itupun bingung dan ndak tau apa penyebab matanya merah. yang pasti pemuda itu tidur sekitar jam 1 malam karena ada beberapa hal yang harus dikerjakan. rencana pagi ini, pemuda itu akan menghadiri sebuah pertemuan untuk membahas sebuah acara di kampus, tapi ternyata usai shalat badan pemuda itu ga bisa menyesuaikan dengan agenda yang ada, sehingga pemuda itupun tertidur.
tepat jam 07.00 pemuda itu bangun lagi dan bgitu kagetnya ia melihat jam. padahal pemuda itu punya agenda jam 06.00. kecewa, sedih dan merasa bersalah. itu yang sekarang ia rasakan. sambil berangkat menuju kampus, pemuda itu jadi teringat pelajaran fisika SMP tentang gelombang transfersal. yak gelombang transfersal itu terdiri dari bukit dan lembah dan setiap bukit dan lembah memiliki titik maksimum dan minimum.
saat ini, pemuda itu berada pada titik minimum lembah, titik terendah apabila gelombang transfersal digambarkan dalam sumbu X dan Y seperti gambar diatas. apabila dijelaskan sesuai dengan gambar diatas, mungkin pemuda itu saat ini sedang berada di titik D. banyak sekali permasalahan yang terjadi, agenda yang ada, amanah yang lalai, kondisi akademik yang sedang turun, kondisi badan yang rentan dan sering drop, dan yang paling krusial adalah amalan yaumiah yang sedang luntur.
saat ini pemuda itu dihadapkan pada dua amanah yang sangat menyita waktunya, kemudian dikombinasikan dengan segala tugas akademik untuk memperbaiki akademik yang sempat menurun sebelumnya ditambah dengan rencana besarnya ditahun ketiga ini. seringkali kondisi tubuhnya tidak menopang segala urusan. pemuda itu mulai merasa orang-orang disekitarnya serta lingkungan tidak lagi percaya dengan dia. merasa bersalah dengan orang2 disekitanya yang telah memberinya amanah, tapi tidak terlaksana.
dalam hati pemuda itu minta maaf kepada semua orang karena banyak amanah yang tidak terlaksana bahkan sering menyusahkan orang lain. maaf, maaf... mudah-mudahan setelah titik minimum lembah ini, pemuda itu segera dapat bangkit dan menyelesaikan tugas-tugasnya... ada target besar yang mesti disiapkan oleh pemuda itu ditahun depan... pemuda itu berkata "kepada semua orang yang merasa tersakiti, merasa direpotkan, merasa dikhianati atau merasa dibohongi oleh saya, saya mohon maaf yak mungkin cuma maaf dan perbaikan diri yang bisa saya lakukan"
saat seorang manusia terlahir, sungguh jabang bayi itu
telanjang tanpa sehelai benang busana yang menutupi dirinya. bayi itu
tumbuh berkembang sampai dewasa, sampai suatu saat di depan cermin ia
melihat betapa sempurna dirinya. ia terlahir di tengah keluarga
sederhana yang bahagia disaat banyak manusia lain yang terlahir di
tengah keluarga yang banyak problema. ia memiliki paras yang menawan,
mata yang tajam, hidung yang mancung, badan yang sehat, harta yang cukup
disaat banyak orang lain memiliki kekurangan disebagian sisi hidupnya.
adakah ia pernah meminta lahir di keluarga yang sederhana dan bahagia?
maka jawabannyaTIDAK, itulah anugrah dari Allah SWT. adakah ia pernah
meminta harta yang cukup dan paras yang menawan, maka jawabannya tidak,
itulah nikmat dari Allah SWT. saat jabang bayi terlahir semua rambut
ditubuh kita tumbuh, namun tumbuhnya rambut itu ada yang memiliki batas
tersendiri, rambut kepala kita terus tumbuh sebagai mahkota kecantikan
atau ketampanan manusia, namun alis mata, bulu mata, bersedia tidak
tumbuh lebih panjang sehingga memperindah penampilan kita. bayangkan
apabila alis mata dan bulu mata terus tumbuh panjang layaknya rambut
yang ada di kepala kita, maka hal itu akan menyulitkan kita. itulah
NIKMAT Allah SWT kepada manusia. daun telinga kita diciptakan sedemikian
rupa oleh Allah sehingga elastis dan lentur yang mmbuat kita bisa tidur
nyenyak, bayangkan apabila daun telinga kita memiliki tulang seperti
bagian badan yang lain, maka kita tak akan pernah tidur nyenyak karena
sibuk mengatur posisi tidur yg tak bisa miring kekiri dan kanan.itulah
NIKMAT dari Allah SWT.
ia, sang jabang bayi yang telah tumbuh dewasa itu, kemudian melihat
jari jemarinya yang panjangnya berbeda dan memiliki ukuran yang berbeda,
ternyata dengan bentuk yang seperti itu memudahkan manusia untuk
membawa barang, mengambil barang dan menulis. tulang belulang yang
tumbuh sejak lahir tumbuh sehingga badannya sekarang tinggi dan besar
termasuk kuku jari-jari kita sebagai bagian dari tulang yg terus tumbuh.
namun, bagaimana dengan gigi yang termasuk kedalam bagian tulang,
ternyata gigi rela tumbuh dalam ukuran tertentu dalam mulut kita
sehingga menambah manis senyum kita kepada saudara-saudara kita. sungguh
baik dan sempurna tubuh kita, betapa banyak hikmah dan kebaikan yang
terkandung apabila kita meneliti dan mengamati lebih jauh bagian tubuh
kita. adakah kita pernah meminta itu semua... maka jawabannya TIDAK
PERNAH... itulah karunia dari Allah SWT... kesempurnaan dan kebaikan
tubuh kita bahkan dijelaskan oleh Allah SWT dalam QS At-tin ayat 4 yang
artinya "sungguh manusia telah diciptakan dalam bentuk yang
sebaik-baiknya"
dari tubuh kita yang sehat dan sempurna ini kita bisa belajar dan
mengenal bahwa Allah SWT Maha Besar, Maha Pemurah, Maha Memberikan
rezeki, karunia dan kenikmatan kepada setiap manusia... namun kebanyakan
manusia tidak bersyukur dan menjauhi Sang Pencipta...
maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? QS. Ar-rahman : 13
yuk mari kita belajar mengenali tubuh kita, diri kita sehingga kita
mengetahui dan mengenal siapa yang memberikan segala kecukupan, kebaikan
dan kesempurnaan diri kita... Dialah Allah Yang Maha Sempurna...
hari ini aku teringat, kenangan itu... 7 pilar yang membangun
sebuah lingkaran perjuangan penuh cinta 4 tahun yang lalu... pilar-pilar
itu kini berada ditempat yang berbeda untuk menyebarkan gelombang cinta
ditempatnya masing-masing. masjid rhoudatul ulum, masjid inilah yang
mempersatukan kami semua anggota pitu voice (pitu = 7 dalam bahasa
jawa). banyak kenangan indah di masjid berwarna orange itu. debu
sajadahnya telah masuk kedalam sistem pernapasan kami untuk menjadi
saksi cinta suci. tempat wudu yang sering kami bersihkan, sekarang
airnya menjadi kenangan yang menyegarkan jiwa kami. mimbar masjid tempat
kami bergantian untuk menyebarluaskan cinta, mikrofon tempat kami
menyuarakan panggilan cinta, hijab berwarna kuning yang sering kami
pindahkan saat hari jumat, serta markas sempit tempat kami berkumpul
untuk menyisir rambut dan menaruh barang-barang kami.
aku ndak
akan lupa lagu-lagu yang kami nyanyikan hingga larut malam, kamipun
berdiri sejenak ditengah malam bersama-sama hingga saat berbagi autan
untuk menangkal nyamuk. aku ndak akan lupa acara-acara yang telah kami
rangkai hingga kami ndak tidur semalaman. nasi yang kami makan
bersama-sama serta tawa dan canda yang kami lakukan tiap harinya sampai
perjuangan melompati sebuah pagar dimalam hari untuk sebuah rencana.
semua itu, memberi kenangan tersendiri di sudut jiwa kami yang
merindukan kebersamaan kembali di tempat yang sempurna yang kami sendiri
tak dapat membayangkan...
sekarang pilar perjuangan itu, berada
ditempat yang berbeda. Maha Suci Allah yang mempertemukan jiwa-jiwa kami
dalam lingkaran perjuangn penuh cinta. celupan warna Illahi telah
membuat kami menjadi pilar perjuangan yang memiliki keunikan tersendiri.
pilar2 itu memiliki gayanya tersendiri dalam berdiri. ada yang berdiri
dengan gaya ketegasan, gaya keceriaan, kesederhanaan, kepolosan,
elegant, gaya kelucuan, serta keluguan yang membuat lingkaran ini indah.
kami memang jarang bertemu namun pilar2 itu membangun sebuah ikatan
yang aku yakin pilar itu akan tetap kokoh meskipun diterjang oleh badai
kedengkian, angin kesalahpahaman, banjir perbedaan hingga gelombang
keegoisan.
aku merindukan pertemuan itu. pertemuan disaat kami
sudah menjadi pilar kebangkitan bangsa, negara dan agama. aku rindu
pilar2 itu bertemu untuk membicarakan pembangunan pilar2 baru yang
meneruskan bangunan perjuangan penuh cinta. aku rindu saat kami bertemu
dan kami sudah menyempurnakan separuh cinta kami sambil membawa benih
unggul calon penerus tegaknya pilar perjuangan penuh cinta. aku rindu
pertemuan kami saat kami sudah menggapai impian kami
ah rasanya kenangan itu begitu indah... membuatku tak sabar ingin bertemu setiap pilar lingkaran penuh cinta...
kami
ndak tau... akankah dalam waktu dekat ini kami dapat bertemu kembali,
atau kami dipertemukan ditempat yang sempurna yang kami impikan...
sekarang kami dengan gaya berdirinya hanya bisa menyebarkan cinta
ditempat yang berbeda dan berusaha serta belajar menjadi pilar yang
kokoh bagi nasib agama, bangsa dan negara. pitu voice, pilar2 perjuangan
penuh cinta yang mengajarkan aku tentang cinta, menghargai, memahami,
memimpin, membahagiakan dan berbagi....
pemuda itu... aku menyebutnya pemuda sang pejuang. sang pejuang lahir ditengah keluarga sederhana yang selalu berjuang di tengah himpitan ekonomi. ia tinggal di jalan pilihan gg kebebasan di kelurahan perjuangan, kecamatan kesederhanaan kota impian. kulitnya hitam manis dengan tubuh tak terlalu besar dan tinggi. ia tak suka memakai celana pendek, bukan karena ingin menjaga aurat, tetapi karena kakinya yang hitam legam hasil terlalu seringnya ia main bola tidak ingin ditampilkannya. di waktu kecil ia adalah salah satu anak yang sedikit cengeng, namun mahir dalam segala permainan anak seusianya. ia gemar bermain sepak bola, kelereng dan petak umpet. selain itu ia adalah anak yang paling jago mengaji di masjid. sang pejuang adalah anak yang kurang memperhatikan kerapian. hanya belahan rambut kekiri yang selalu disisir dan dirapikannya, tetapi bajunya sering kusut dan tak rapi.
disekolah dasar, ia memang tak terkenal karena badannya yang kecil mungil dengan kulit yang hitam manis, siapakah yang ingin mengenalnya dengan ciri-ciri fisik seperti itu, namun siapa sangka ia adalah juara kelas dan masuk sekolah menengah pertama negeri dengan nilai teringgi. motonya saat itu adalah bagaimana ia tidak kalah dengan yang lain dalam hal apapun, baik itu dalam hal akademis maupun bidang yang lain. dapat dipahami bahwa tubuhnya yang kecil membuat ia lincah dan makanan favoritnya yaitu ikan asin, mungkin itulah yang membuat ia cerdas.
di sekolah menengah pertama, ia menjadi pribadi yang riang dan sering tertawa karena hobi bercandaan. dikelas ia sering tertawa bersama teman-temannya. hobinya bermain bola tak pernah ditinggalkan. prestasinya semakin cemerlang disaat ia mewakili sekolahnya mengikuti olimpiade siswa SMP se-kota impian. ia mulai menjadi orang yang terkenal di sekolah menengah pertama. namun ada point penting disini yaitu bahwa ia mulai akil baligh, mulai suka dengan lawan jenis dan lebih memerhatikan ibadahnya sebagai seorang muslim. mulai dari kelas 2 SMP ia mulai sadar akan apa yang disampaikan oleh ayah dan ibunya yaitu shalat dan mengaji.
SMA merupakan tempat ia belajar tentang arti persahabatan, perjuangan, kepedulian, kepemimpinan, cinta dan iman. ia bukan lagi juara kelas, ia bukan lagi yang jago dalam bermain sepak bola, namun SMA adalah perpustakaan tempat ia belajar kamus kehidupan ini. kedekatannya dengan para guru membuat ia belajar tentang arti menghormati dan membahagiakan orang lain. luas pergaulannya membuat ia belajar tentang arti mengenal dan kepedulian. organisasi yang ia ikuti membuat ia belajar tentang arti kepemimpinan. kelompok nasyid yang bernama pitu voice membuat ia belajar tentang arti persahabatan dan ukhuwah, sulitnya membagi waktu antara organisasi, pergaulan dan akademis membuat ia belajar tentang arti berjuang, bertemunya ia dengan perempuan yang sholehah, lemah lembut dan sangat menjaga kesuciannya membuat ia belajar tentang arti cinta (meskipun mungkin cinta dalam prespektif anak muda yang banyak salahnya) dan kesibukannya dalam aktifitas kerohanian islam membuat ia belajar tentang arti iman dan taqwa.
perjalanannya dalam dunia impian, harapan dan cita-cita berawal dari sebuah lingkaran persahabatan yang isinya adalah anggota tim nasyid pitu voice. dilingkaran itulah ia mulai membangun impiannya, merajut benang-benang kesuksesannya.
mulai dari sini ia bercerita : aku memulai membangun impianku berawal dari impian masuk IPB. setelah diterima di IPB aku memiliki target-target yang ingin dicapai saat belajar di IPB. target itu adalah tahun pertama aku ingin mendapat indeks prestasi lebih dari 3,0. selain itu aku ingin mendapat beasiswa sehingga dapat membiayai kuliah di IPB secara mandiri. ikut dalam organisasi keilmiahan dan ikut serta dalam aktivitas dakwah dikampus. di tahun pertama aku ingin tetap jalan kaki dalam semua aktivitasku serta menyelesaikan beberapa targetan buku islami yang harus dibaca. ditahun kedua, aku ingin membeli sepeda sebagai langkah untuk mempercepat aktivitasku. di tingkat dua aku ingin mengunjungi beberpa tempat seperti universitas gajah mada, institut teknologi bandung, universitas padjajaran dan universitas indonesia. aku ingin sekali saja merasakan untuk menjuarai sebuah kompetisi ilmiah nasional. aku juga berusaha untuk mempertahankan prestasi akademis dengan IP kumulatif tetap lebih dari 3,0. ditahun ketiga aku ingin mengendarai sepeda motor yang aku beli dengan uangku sendiri. ditahun ketiga pula aku ingin menjuarai kompetisi ilmiah nasional, presentasi hasil penelitianku di luar negeri, jalan-jalan ke luar negeri, mengunjungi beberapa pulau besar indonesia seperti kalimantan, sulawesi, bali dan sumatera. di tahun ketiga, aku ingin memulai untuk berjuang berwirausaha dengan membuat sebuah produk pangan yang halal, ekonomis dan bergizi. ditahun ketiga pula aku ingin menjuarai bisnis kompetition serta ikut serta dalam PIMNAS. aku ingin banyak berkontribusi dalam dakwah melalui finansial dan pemikiran. sudah memulai penelitian untuk skripsi dan mengahapal beberapa juzz Al-qur,an. aku ingin bisa membina beberapa adik kelas dalam lingkaran full ukhuwah dan aku juga harus menyelesaikan beberapa buku terkait kompetensiku dan buku-buku agama. di tahun keempat aku ingin produk usahaku mulai di minati masyarakat dan sudah memiliki min 50 karyawan dalam bisnisku. dengan usaha yang semakin berkembang, aku membeli mobil avanza atau yang lainnya untuk distribusi produk usahaku. menyelesaikan skripsi terkait ekonomi pertanian dan lulus dengan IPK lebih dari 3,5. aku ingin menjadi motivator setidaknya di IPB. ditahun keempat, aku sudah menyelesaikan tes toefl sebagai syarat kuliah di luar negeri. ingin lebih banyak berkontribusi dalam dakwah melalui finansial, pemikiran dan teladan. tahun 2014 aku wisuda dan melanjutkan kuliahku ke jerman di humboldt university. selama di jerman aku ingin banyak belajar mengenai kebijakan pemerintahan terkait ekonomi, perdagangan, pertanian energi dan lingkungan. selama di jerman pula aku ingin banyak menulis jurnal terkait ekonomi, pertanian dan lingkungan. keliling eropa dan menghapal minimal 10 juzz Al-quran. mengenai usahaku, mungkin aku akan menitipkannya ke keponakanku yang sudah aku didik dari kecil. tahun 2017, aku kembali ke indonesia. segera mendaftar untuk jadi dosen di universitas lampung. mulai membangun dan memperbesar bisnisku menjadi sebuah perusahaan kecil bernama Al-Fath company sambil mulai menjadi dosen yang teladan dan inspiratif. tahun 2017 aku menikah dengan seorang wanita pilihanku. seorang wanita yang ga pernah lupa mengingatkan aku untuk istirahat. seorang wanita yang dengan kemanjaan serta kelembutannya memberi suasana hangat di rumah tangga yang islami. seorang wanita soleha yang tidak bosan menghiburku dan mengingatkanku untuk terus sabar. seorang wanita soleha yang siap menemaniku untuk hidup sederhana. seorang wanita yang siap mendidik anak-anakku menjadi anak yang soleh dan soleha. selanjutnya aktif dalam kontribusi pemikiran dakwah, finansial dan menjadi motivator setidaknya di unila. di universitas lampung aku ingin menjadi dosen yang paling produktif menulis artikel, jurnal dan aktif menulis di koran. tahun 2020 mengajak ayah, ibu dan istriku tercinta untuk melaksanakan rukun islam yang kelima. memiliki 5 kelompok binaan yang salah satunya adalah kelompok binaan ketua-ketua cabang bisnisku. memiliki rumah yang sederhana dan minimalis untuk keluarga kecilku. mulai banyak membuka lapangan pekerjaan untuk menyelesaikan permasalahan pengangguran. tahun 2020 aku berharap produkku dapat menembus pasar ekspor setidaknya ke negara tetangga. melanjutkan pendidikan doktoral bidang ekonomi di luar negeri (eropa/amerika) sambil mengajak istriku tercinta. di sana aku ingin memperkenalkan produk usahaku. selanjutnya, pada tahun 2025, aku ingin membangun sebuah yayasan yang menangani dan mencari solusi terkait pengangguran. selain itu, aku juga ingin menulis buku dan novel yang dapat menginspirasi orang lain. setelah tahun 2025 aku ingin banyak berkontribusi lewat pemikiran, tulisan dan finansial untuk membangun universitas lampung yang madani dan selanjutnya propinsi lampung menjadi propinsi yang madani. terus berjuang untuk menjadi orang yang kontributif dan bermanfaat untuk orang lain hingga akhir hayat. mungkin itulah sekelumit perjalananku dalam dunia impian harapan dan cita-cita... kata abahku mimpi itu gratis, so bermimpilah... kata danang sang pembuat jejak tuliskanlah impianmu... tapi kalo kata sang pejuang "perjuangkanlah impianmu"
itulah mimpi-mimpi pemuda sang pejuang... manusia hanya dapat memiliki impian, berharap, merencanakan, berusaha dan memperjuangkannya... namun hasilnya, hanyalah Dia Yang Maha Berkehendak, Maha Kuasa dan Maha Mendengar Doa Hambanya serta Maha Menentukan... tetep semangat berjuang....
aku terdiam beberapa saat di depan laptop, membuka blog milikku sendiri. ada kolom compose di salah satu menu dalam blog. saat aku ingin menulis, aku bingung mau menulis apa. rasanya beberapa hari ini aku tak bisa fokus untuk mengerjakan apapun. padahal, 3 hari lagi adalah ada ujian akhir semester menghadang.
akupun tak mengerti dengan kondisiku saat ini. hatiku sedih, padahal aku sedang tak mengalami sakit hati atau patah hati, hatiku kesepian padahal ada banyak teman-teman disekelilingku. aku bingung mau mengerjakan apa, padahal ujian tinggal menghitung hari. aku tak bisa fokus belajar, pikiranku lari kesana kemari tak jelas arahnya.
ada apa ini?? apakah hal ini akibat dari kesalahanku beberapa hari kemarin... mungkin iya...
jiwaku kering sekali rasanya, menghadap Sang Penciptapun rasanya tak khusyuk.. aku banyak tertawa, tapi tak bahagia. ingin rasanya menangis, tapi aku tak bisa menangis. menjalani hidup beberapa hari ini dengan kondisi yang sedemikian rupa, diriku sangat menyesal. ingin sekali ada waktu pengulangan dan aku bisa memperbaiki kesalahan demi kesalahan yang aku lakukan... tetapi.. itu tak mungkin... kalau kata orang bijak bila nasi sudah menjadi bubur, maka beri ayam dan kuah agar menjadi soto ayam...
namun permasalahannya, aku belum menemukan bumbu yang pas untuk membuat kuah soto ayam dan belum memiliki ayam goreng yang bisa kumasukkan ke dalam buburku. aku mencoba bertanya pada diriku sendiri, apakah gerangan yang aku butuhkan agar bisa kembali tenang dan fokus terhadap berbagai amanah yang ada.... berfikir seperti itu malah membuat waktuku tak produktif... sampai detik ini saat aku menulis cerita ini akupun masih tak fokus dan tak bisa tenang. jantungku berdetak agak kencang saat berfikir kedepan dalam beberapa hari karena ada ujian akhir semester, amanah dan berbagai persoalan lain yang butuh penyelesaian dengan cepat.
saat ini, detik ini, saat menulis kata demi kata ini di keyboard laptopku... aku baru menyadari bahwa ketenangan batin serta kebahagiaan dan kebebasan fikiran itu sangat mahal harganya... sangat dibutuhkan... saat aku inginkan... sangat aku dambakan...
ya Allah berilah jalan keluar... hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan kepada-Mulah kami memohon pertolongan... kuatkanlah iman kami dan berilah hidayah kepada kami... amin...
kata-kata yang kau utarakan memang ndak pernah indah apalagi romantis. pertanyaanmupun ga pernah mesra mengenai kabarku. diammu itu, sering buat aku takut, tapi sekalinya engkau bercanda kyaknya aku ngerasa kembali kesuasana lebaran yang sangat meriah. aku hampir ndak pernah merasakan belaian lembut n pelukanmu, namun sebenernya aku sangat menginginkan belaian dan pelukan lembut darimu. yah, karena sudah kebiasaan seperti ini, jadi malu saat mau berpelukan dan mencium... :D
aku kangen suara periukmu dipagi hari yang memecah kesunyian pagi sehingga mendahului suara azan. periukmu telah membuatku berdiri sejenak di tengah malam untuk melanjutkan mimpi-mimpiku dialam nyata. pisang goreng yang kau buat dipagi hari membuat perutku merasa nyaman untuk memulai aktifitas dipagi hari. curhatanmu mengenai permasalahan di keluarga, aku seneng mendengarnya dan memberikan sebuah solusi. trus aku kangen mengantarmu dipagi hari mengendarai SM*SH hitam dan aku bawa plastik kresek besar tempat barang daganganmu. perjuanganmu serta sifat yang pantang menyerah telah menginspirasi diriku ini, kyak semangatnya naruto yang menginspirasi hinata untuk jadi lebih kuat.
aku kangen dengan kau yang membuka pembicaraan saat makan bersama setelah maghrib sambil melihat metro tv dan mendiskusikan berita yang ada. aku kangen dengan wejangan dan nasehatmu yang membuatku berfikir lebih luas dan bijak. aku juga selalu inget pesanmu "dari sekarang harus sudah membuka mata, menilai dan memilih yang terbaik untuk masa depan" he2 ga tau maksudnya apa... #pura-pura ga tau... aku kangen saat kita nyuci motor bareng dan saling membandingkan kebersihannya. aku juga kangen kita beli bubur kacang hijau pake roti yang kita makan ditempatnya langsung. aku kangen...
aku tau, kasih sayangmu itu berada dibalik layar. ga terlalu keliatan tapi terlalu menyentuh hati. ku inget dua tahun yang lalu saat aku kecelakaan, kau begitu khawatir tentang kondisiku. aku tau bahwa dibelakang engkau menangis, itulah mengapa aku mengatakan kasih sayangmu berada di balik layar.
disini, kira2 aku berada di pulau yang berbeda melewati beberapa propinsi. kuharap kau disana baik-baik aja. I miss u... abah dan mama
seekor burung keluar dipagi hari, tak tau kemanakah ia akan terbang untuk mencari makan, namun ia tak putus asa untuk terbang karena ia yakin bahwa ia akan mendapatkan makanan atas usahanya untuk terbang ke seluruh penjuru demi mendapatkan makanan untuk melanjutkan hidupnya...
karena kuyakin sesudah kesulitan ada kemudahan, sesudah kesulitan ada kemudahan...
menjalani hidup beberapa tahun ini membuatku sadar bahwa tidak mudah menggapai puncak tertinggi sebuah pegunungan. akan ada jalan terjal dan berliku yang akan kita lewati. sendal yang kita pakai akan putus apabila tidak punya kualitas yang baik. keringat akan mengucur deras dan disaat hampir sampai di puncak, nafas akan sesak karena rendahnya kadar oksigen di daerah yang tinggi. terkadang kita akan butuh tongkat untuk menegakkan langkah kita, bahkan kita akan membutuhkan uluran tangan seorang sahabat untuk melewati berbagai rintangan yang ada.
kesendirianku dalam keramaian ini, membuatku mencoba berdiskusi dengan hati, berbicara kepadanya dan berfikir secara mendalam. karya apakah yang telah kubuat, lompatan besar apa yang telah kulakukan serta jasa apa yang telah ku berikan. akupun bingung... selama ini aku terlalu sibuk dengan hal-hal sepele yang seharusnya tidak membuatku berhenti ditengah jalan pendakian. sindiran, ejekan serta hinaan yang menggoda hatiku untuk terus melawan dan marah, hal tersebut membuat perjalananku dalam mencapai puncak tujuan terlambat dan terhambat. seharusnya aku tak usah mempedulikaannya.
dua tahun sudah aku berada di sebuah organisasi yang mungkin akan membawaku dan mempercepat langkahku menuju pos-pos pendakian ke puncak prestasi. organisasi ini telah mengajarkanku tentang banyak hal. namun sayangnya hati yang tak peka, serta manjanya aku terhadap berbagai godaan serta kesenangan yang ada membuatku lupa, bahwa perjalananku menuju puncak masihlah terlalu panjang. aku lupa, aku lalai, aku manja, aku banyak mengeluh... mungkin banyak yang menganggapku baik, hebat dan pintar, namun kalau aku jujur pada diri sendiri, masih sangat banyak kekurangan yang harus dibenahi.
memperbaiki diri merupakan hal yang luar biasa. kalau aku dibandingkan dengan pak habibie mungkin perbedaanya adalah ada pada kata komitmen dan konsisten. itu yang belum melekat pada diriku. aku sangat ingin memiliki sikap itu, namun aku sendiri sering lupa tentang dua kata itu, komitmen dan konsisten.
dua tahun sudah... dan aku belum mendapat sebuah prestasipun. teman-temanku sudah lebih dahulu menggapai pos-pos impian selanjutnya. aku merasa tertinggal jauh. aku merasa harus melakukan percepatan dan berusaha semaksimal mungkin. banyak sekali yang harus dibenahi. dan tentang dua kata itu "komitmen dan konsisten" mohon ya Allah, berilah kesabaran kepada hamba dalam menghadapi segala godaan, rintangan, hambatan, ujian yang ada... sehingga aku menjadai orang yang selalu komitmen dan konsisten dalam kebaikan.
mudah-mudahan, tahun ini kesabaran dalam menanti kesuksesan itu terjawab dengan komitmen dan konsisten yang aku terapkan dalam kehidupanku...
Bangunan
itu berbentuk seperti limas segitiga terbalik yang pucuknya ditancapkan kedalam
tanah. Kapasitas bangunan tersebut sanggup menampung lima ribu orang. Lantainya
dingin dan didalamnya terdapat sekitar lima puluh pilar penyangga berwarna
hijau yang mengokohkan bangunan itu. Pada jam-jam tertentu, akan banyak orang
yang pergi mengunjungi bangunan tersebut untuk sejenak menghadap Sang pencipta
alam semesta. Aku sering mengunjungi bangunan itu, bangunan yang banyak orang
menyebutnya Masjid Al-huriyah. Apabila ditanya mengapa aku sering berkunjung ke
masjid Al-huriyah, maka jawabanya karena masjid adalah tempat ibadah yang penuh
dengan kedamaian, ketenangan dan sumber inspirasi. Saat itupun aku sedang
berada didalamnya sambil membaca sebuah buku.
Melihat
banyaknya pilar-pilar yang ada di masjid, aku jadi teringat enam orang
sahabatku dulu saat aku masih belajar di SMA. Sahabat yang telah membuatku
belajar tentang arti kata kerjasama, arti kata persahabatan dan cinta. Teringat
hal tersebut, aku langsung membuka tas ranselku, mengeluarkan sebuah laptop
didalamnya. Aku jadi rindu untuk berkomunikasi dengan tujuh sahabatku itu yang
saat ini berada ditempat yang berbeda-beda. Kubuka laptop milikku dan langsung
menulis sebuah catatan di sebuah jejaring sosial tentang kenangan kami saat di
SMA.
“
Hari ini aku teringat, kenangan itu, 7
pilar yang membangun sebuah lingkaran perjuangan penuh cinta 4 tahun yang lalu,
pilar-pilar itu kini berada ditempat yang berbeda untuk menyebarkan gelombang
cinta ditempatnya masing-masing. Masjid rhoudatul ulum, masjid inilah yang
mempersatukan kami semua anggota pitu voice (pitu = 7 dalam bahasa jawa).
Banyak kenangan indah di masjid berwarna orange itu. debu sajadahnya telah
masuk kedalam sistem pernapasan kami untuk menjadi saksi cinta suci. Tempat
wudu yang sering kami bersihkan, sekarang airnya menjadi kenangan yang
menyegarkan jiwa kami. Mimbar masjid tempat kami bergantian untuk
menyebarluaskan cinta, mikrofon tempat kami menyuarakan panggilan cinta, hijab
berwarna kuning yang sering kami pindahkan saat hari jumat, serta markas sempit
tempat kami berkumpul untuk menyisir rambut dan menaruh barang-barang kami.
Aku ndak akan lupa lagu-lagu yang
kami nyanyikan hingga larut malam, kamipun berdiri sejenak ditengah malam
bersama-sama hingga saat berbagi autan untuk menangkal nyamuk. aku ndak akan
lupa acara-acara yang telah kami rangkai hingga kami ndak tidur semalaman.Nasi yang kami makan bersama-sama serta tawa
dan canda yang kami lakukan tiap harinya sampai perjuangan melompati sebuah
pagar dimalam hari untuk sebuah rencana. Semua itu, memberi kenangan tersendiri
di sudut jiwa kami yang merindukan kebersamaan kembali di tempat yang sempurna
yang kami sendiri tak dapat membayangkan.
Sekarang pilar perjuangan itu,
berada ditempat yang berbeda. Maha Suci Allah yang mempertemukan jiwa-jiwa kami
dalam lingkaran perjuangn penuh cinta. Celupan warna Illahi telah membuat kami
menjadi pilar perjuangan yang memiliki keunikan tersendiri. Pilar-pilar itu
memiliki gayanya tersendiri dalam berdiri. Ada yang berdiri dengan gaya
ketegasan, gaya keceriaan, kesederhanaan, kepolosan, elegant, gaya kelucuan,
serta keluguan yang membuat lingkaran ini indah. Kami memang jarang bertemu
namun pilar-pilar itu membangun sebuah ikatan yang aku yakin pilar itu akan
tetap kokoh meskipun diterjang oleh badai kedengkian, angin kesalahpahaman,
banjir perbedaan hingga gelombang keegoisan. Aku rindu pertemuan kami saat kami
sudah menggapai impian kami
Ah rasanya kenangan itu begitu
indah, membuatku tak sabar ingin bertemu setiap pilar lingkaran penuh cinta.
Kami ndak tau, akankah dalam waktu dekat ini kami dapat bertemu kembali, atau
kami dipertemukan ditempat yang sempurna yang kami impikan Sekarang kami dengan
gaya berdirinya hanya bisa menyebarkan cinta ditempat yang berbeda dan berusaha
serta belajar menjadi pilar yang kokoh bagi nasib agama, bangsa dan negara.
pitu voice, pilar2 perjuangan penuh cinta yang mengajarkan aku tentang cinta,
menghargai, memahami, memimpin, membahagiakan dan berbagi. Disaat kami nanti bertemu,
semuanya akan sama-sama menyuarakan, INI KARYAKU, SEKARANG APA DAN MANA KARYAMU
UNTUK BANGSA INI?”#6
Maret 2011 pukul 20:43
Menulis
catatan tersebut, membuatku mengingat satu hal, bahwa ada janji tentang sebuah
karya yang harus kubuat untuk bangsa ini,janji diantara pitu voice.
Keesokan
harinya, aku pergi ke sekertariat sebuah organisasi atau unit kegiatan
mahasiswa yang aku ikut didalamnya. Organisasi tersebut bernama FORCES (Forum
For Scientific Studies). Sampai di sekertariat FORCES, salah seorang temanku
memanggilku. “ Teki, mau tidak jadi MC di acara BYEE?” aku lantas bertanya “Memangnya
BYEE apaan?”. Setelah berbincang dan berdiskusi cukup lama, aku mengetahui
bahwa BYEE (BAYER YOUNG ENVIRONMENTAL
ENVOY) adalah sebuah kompetisi yang
menganjurkan pesertanya untuk memiliki sebuah karya yang kontributif pada kebaikan
lingkungan dan percakapan tersebut berakhir dengan kata setuju dariku.
Aku menyetujui tawaran tersebut, karena
mungkin hal ini akan menjadi awalan bagiku untuk menghasilkan sebuah karya
untuk bangsa ini. Dengan menjadi MC pada acara sosialisasi BYEE, mungkin aku
bisa tau lebih banyak bagaimana caranya untuk menjadi duta lingkungan yang akan
dikirim ke jerman.
Hari
itupun tiba, acara sosialisasi BYEE diadakan di sebuah auditorium bernama
toyyib hadiwijaya. Sebagai MC untuk pertama kalinya, aku ingin tampil beda.
Maka kubuka acara itu dengan sebuah rayuan gombal terhadap salah satu peserta
wanita. “mba, boleh tau namanya siapa? Tau ga mba, persamaan antara mba dengan
lingkungan?” peserta itupun balik bertanya, “apa?”, lalu aku menjawabnya dengan
gaya Andre stinky di OVJ, “persamaan antara mba dengan lingkungan adalah
sama-sama perlu dijaga”. Semua orang bersorak riuh, tepuk tangan seluruh
pesertapun memecah suasana yang sunyi sebelumnya.
Acara
berjalan dengan lancar. Sehingga tibalah perwakilan dari PT BAYER yang bernama
Ibu Rani mensosialisasikan programnya. Begitu kagetnya aku ketika Ibu Rani
memanggilku keatas panggung dan bertanya “mas teki, tau tidak apa kepanjangan
dari UNEP, RARE DAN WCS?” dengan nada kebingungan aku menjawab, “bu rani, saya
belum tau...”. Didepan tiga ratus orang aku menjawab pertanyaan dengan kata
belum tau. Dari kejadian itu, aku tidak merasa malu, entah karena urat rasa
maluku sudah putus atau aku tau kuncinya bahwa kesalahan adalah sebuah proses
belajar. Diatas panggung itu, aku tersenyum dan menyadari bahwa, kejadian
tersebut telah menambah motivasi semangatku yang awalnya hanya fungsi sinus
yang memiliki nilai satu di sumbu (y), menjadi fungsi tan yang memiliki nilai
tak hingga di sumbu (y). Dan acara itupun aku akhiri dengan kalimat “mawar,
maafin marwan ya”, karena penampilan akustik band saat itu, menyanyikan lagunya
Afgan, bunga terakhir.
Setelah
selesai acara sosialisasi BYEE, dalam hati aku berkata, “bu Rani, tunggu
karyaku, aku ingin membuktikannya”. Kalimat itu, terus berada dalam pikiranku,
menyemangati langka-langkah perjuanganku dalam membuat sebuah karya. Singkat
cerita, aku telah menemukan beberapa ide untuk membuat karya tentang
lingkungan. Namun, aku menemukan
kesulitan dalam implementasi karyaku. Tak putus asa, akupun menemui dosen untuk
meminta saran bagaimana untuk menyelesaikan permasalahan implementasi ke
masyarakat tentang ide-ideku. Tetapi, dosen yang kutemu berkata “Idemu, memang
unik, jarang sekali yang berfikir tentang idemu. Tetapi, idemu ini tidak
dibutuhkan masyarakat dengan realita yang ada saat ini, sehingga saya rasa
sangat sulit untuk diimplementasikan”.
Berdiskusi
dengan dosen yang kutemui, telah membuka mataku. Tidak hanya mata secara fisik
namun mata hatiku. Selama ini aku salah dalam maksud dan tujuanku untuk
berkarya. Rasa ingin membuktikan kepada bu Rani telah membuatku buta dari
realita yang ada saat ini. Buta dari kepedulian untuk membantu sesama manusia
dan buta untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
Aku memang telah memenangkan banyak kompetisi tentang karya tulis, namun tidak
satupun dari karya tulis milikku yang dapat diimplementasikan. Semuanya hanya
berupa keunikan sebuah ide tanpa memperhatikan solusi dan pertolongan untuk
masyarakat.
Salah
satu dari kakak kelas yang banyak mengajari aku tentang karya tulis berkata “Sebuah
karya adalah refleksi yang menghasilkan bayangan solusi dari cerminan masalah
yang ada di masyarakat, sebuah karya harus menghasilkan kebermanfaatan yang
konkrit bagi semua orang. Sebuah karya itu harus seperti air yang memberi
harapan kehidupan ditengah gurun permasalahan hidup ini. Sebuah karya itu harus
bisa menjernihkan keruhnya permasalahan negeri ini”. Ternyata selama ini, aku
lupa dengan nasihat itu. Aku terlalu asyik membuat sebuah karya yang menurutku
itu bagus dan unik, namun aku tidak melihat kebermanfaatannya bagi masyarakat.
Semua
kejadian itu, membuatku sadar. Aku harus merubah arah orientasiku dalam membuat
sebuah karya. Aku tidak lagi membutuhkan pembuktian untuk bu Rani.Semua kejadian tersebut, membuatku berubah.
Aku harus berubah seperti karbohidrat yang tidak hanya memberi rasa kenyang,
tetapi juga memberikan sokongan energi bagi kehidupan,. Aku harus seperti
karbohidrat, yang menjadi solusi bagi kebutuhan tubuh akan energi dan gizi
serta rela dirubah menjadi sukrosa, glukosa
maupun fruktosa. Aku harus menjadi seperti matahari yang terus mengeluarkan
energinya dalam memacu setiap tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis agar
aliran energi senantiasa ada. Aku ingin berubah seperti Naruto yang meskipun
dianggap remeh mengenai prinsipnya tentang persahabatan, namun ia pantang
menyerah untuk melatih dirinya untuk jadi lebih kuat.
Batas
pengumpulan proposalpun semakin dekat. Sekarang aku menjadi orang yang damai
yang tidak berambisi dalam membuat sebuah karya. Aku tidak peduli lagi tentang
BYEE, namun aku ingin menginspirasi banyak orang tentang kontribusi. Kontribusi
mahasiswa kepada masyarakat dan lingkungan. Kuamati setiap hari apa yang
menjadi permasalahan masyarakat, dan aku tuliskan kedalam sebuah proposal. Aku
berjanji kepada diriku sendiri bahwa proposal ini, lolos ataupun tidak, yang
terpenting adalah implementasinya dilapangan dan kebermanfaatannya untuk
masyarakat.
Akhirnya,
moment untuk mempresentasikan karyakupun tiba. Aku memasuki ruangan dengan cat
tembok berwarna putih. Ruangan itu tertutup dan sangat tenang. Kubuka pintu
ruangan itu sambil mengucap Bismillah. Bunyi terbukanya pintu tersebut memecah
sunyi suasana. Setelah memasuki ruangan, dihadapanku ada sembilan orang juri.
Tidak seperti biasanya, kali ini aku mempresentasikan karyaku dengan hanya
menggunakan dua slide. Slide pertama adalah permasalahan yang ada dan slide
kedua adalah solusi dan rencanaku kedepan. Presentasiku tidak lebih dari lima
menit, dan akupun mengakhiri presentasi dengan berucap alhamdulillah.
Setelah
presentasi, tenyata bu Rani yang pertama mengajukan pertanyaan. “Teki, udah tau
kan, kepanjangan dan apa itu UNEP, RARE dan WCS?”. Akupun menjawab, “sudah bu,
terima kasih telah memberikan saya kesadaran dan pengetahuan tentang hal
tersebut”. Juri yang lain berkata, “idemu ini sangat biasa, banyak sekali orang
bisa berfikir seperti ini dan melakukannya, bagaimana tanggapanmu?”. Aku
menjawab, “begini pak, sebuah karya adalah sebuah refleksi yang menghasilkan
bayangan solusi, saya tidak peduli dengan karya saya yang sederhana, yang
terpenting adalah kontribusi saya untuk masyarakat dan lingkungan”. Akhirnya
setelah di beri pertanyaan bertubi-tubi, aku hanya bisa menjawab terima kasih
atas saran yang diberikan. Akupun keluar dari ruangan itu, dan pulang ke
kostanku tanpa rasa kecewa dan bersiap mengiplementasikan ideku secara mandiri.
Satu
minggu berlalu. Aku sedang fokus dengan program lingkungan yang sedang aku
laksanakan. Ternyata secara diam-diam dari pihak PT BAYER mengamati apa yang
kulakukan. Saat aku sedang sibuk untuk sebuah program yang kubuat, aku menerima
sebuah telepon yang akhirnya aku mengetahui bahwa yang menghubungi Bu Rani. Bu
Rani, tanpa basa-basi berkata “Minggu depan, temui saya ya teki, di kantor
saya. Saya mau bicara banyak mengenai program yang kamu buat”. Jawaban “Iya, Bu
Rani”, merupakan satu-satunya jawaban yang bisa aku ucapkan. Akupun semakin
menyadari rencana Sang Penguasa Alam ini lebih baik dari rencana kita dan
sebuah kontribusi dan kebaikan yang kita dedikasikan untuk lingkungan, maka
kebermanfatan dan kebaikannya akan kembali kepada kita. Akhirnya Miroslav Klose
dan Michael Balack sedang menantiku di Jerman.