Seikat kaos kaki
Kemarin,
tepatnya 9 desember 2012 aku dihadapkan pada moment dimana Allah memberikan aku
sebuah ujian untuk memimpin sebuah organisasi. Menjadi pemimpin bisa dibilang
seperti menempatkan diri pada jalan terjal penuh rintangan yang di samping
kanan kirinya ada jurang dengan membawa seorang anak kecil. Ada tanggung jawab
disana, ada resiko, rintangan serta hambatan yang membentang. Tapi memang
perjalanan itu berujung pada puncak terindah dimana kita bisa melihat indahnya
matahari terbit sehingga membuka peluang untuk mendaki puncak yang lebih tinggi
dan lebih indah bahkan menggapai langit tertinggi.
Aku,
seorang pemuda berbadan mungil, dengan kulit hitam manis, terkadang merasa
belum pantas untuk memimpin, masih banyak di luar sana pemuda yang lebih
ganteng, keren dan berbadan besar. Aku sadar, di dekatku ada jurang yang dapat
membuat diriku akan jatuh terjerembab ke dalam jurang saat aku salah dalam
melangkah. Sedikit kesalahanku dalam melangkah, maka aku ndak hanya membuat
diriku jatuh ke jurang tapi juga anak kecil yang aku bawa. Tanggung jawab,
resiko, cobaan, hambatan semua itu terbayang di hati dan pikiran sehingga kedua
tanganku seakan memegang sebuah gunung yang harus aku pikul hingga nanti (agak
lebai sih).
Namun,
diselah perenunganku, ada beberapa teman yang masih ingat kapan aku lahir,
kapan aku mulai melangkah. Mereka memberiku sebuah hadiah yang buat aku cari
tissue saat membuka hadiah tersebut. Di mushola al-fath aku buka bungkusan itu, didalamnya terdapat
kemeja putih bergaris. Tapi yang lebih membuat aku mau nangis adalah begitu
perhatiannya mereka kepadaku, seorang pemuda yang pakaiannya agak cupu (ndak
gaul) yang sering ndak make kaos kaki. Dan mereka menghadiahkan dua pasang kaos
kaki yang diikat dengan pita kuning.
Seikat
kaos kaki dengan pita kuning, aku ndak akan lupa itu. Di tengah amanah baru
yang membuat beban tanggungjawabku lebih besar, aku serasa mendapat tenaga
baru, aku serasa dapet suplemen baru untuk semangat mengemban amanah. Hadiah itu,
kayak sekelumit rasa manis di tengah sensasi sayur asem yang sering dibuat
ibuku. Manis itu membuat semuanya jadi sempurna. Dalam hati aku berkata ya
Allah terima kasih engkau telah mempertemukan aku dengan mereka, sahabat terbaik,
yang selalu memberiku semangat saat aku lelah, memberiku tawa saat aku sedih
dan memberikan kado terindah “seikat kaos kaki” yang didalamnya ada pesan yang
spesial “semoga cepet dapet jodoh ya tek”. Ah pesan itu mungkin karena aku
terlalu banyak bicara tentang nikah dihadapan mereka.
Terlepas
dari semua itu, ya Allah semoga mereka yang sangat perhatian dan sayang
kepadaku, selalu sehat dan bahagia serta dimudahkan dalam segala urusannya. Aku,
maaf yak temen-temen, aku belum bisa jadi pemimpin dan teman yang baik. Aku masih
sering lupa untuk nanya kabar kalian, apalagi tau kondisi hati kalian seneng
atau sedih. Tapi insya Allah aku mau belajar n berusaha jadi pemimpin n temen
kalian yang terbaik. Minimal udah bisa cepet bales sms... he2.
Seikat
kaos kaki itu... kado terindah... kemejanya buat aku tambah ganteng.. bangga
aku memakainya... terima kasih temen2ku... LI,DE,DW,US,RI
I LOVE YOU MY BEST FRIEND
Tidak ada komentar:
Posting Komentar