Senin, 10 Desember 2012

seikat kaos kaki



Seikat kaos kaki
Kemarin, tepatnya 9 desember 2012 aku dihadapkan pada moment dimana Allah memberikan aku sebuah ujian untuk memimpin sebuah organisasi. Menjadi pemimpin bisa dibilang seperti menempatkan diri pada jalan terjal penuh rintangan yang di samping kanan kirinya ada jurang dengan membawa seorang anak kecil. Ada tanggung jawab disana, ada resiko, rintangan serta hambatan yang membentang. Tapi memang perjalanan itu berujung pada puncak terindah dimana kita bisa melihat indahnya matahari terbit sehingga membuka peluang untuk mendaki puncak yang lebih tinggi dan lebih indah bahkan menggapai langit tertinggi.
Aku, seorang pemuda berbadan mungil, dengan kulit hitam manis, terkadang merasa belum pantas untuk memimpin, masih banyak di luar sana pemuda yang lebih ganteng, keren dan berbadan besar. Aku sadar, di dekatku ada jurang yang dapat membuat diriku akan jatuh terjerembab ke dalam jurang saat aku salah dalam melangkah. Sedikit kesalahanku dalam melangkah, maka aku ndak hanya membuat diriku jatuh ke jurang tapi juga anak kecil yang aku bawa. Tanggung jawab, resiko, cobaan, hambatan semua itu terbayang di hati dan pikiran sehingga kedua tanganku seakan memegang sebuah gunung yang harus aku pikul hingga nanti (agak lebai sih).
Namun, diselah perenunganku, ada beberapa teman yang masih ingat kapan aku lahir, kapan aku mulai melangkah. Mereka memberiku sebuah hadiah yang buat aku cari tissue saat membuka hadiah tersebut. Di mushola al-fath aku  buka bungkusan itu, didalamnya terdapat kemeja putih bergaris. Tapi yang lebih membuat aku mau nangis adalah begitu perhatiannya mereka kepadaku, seorang pemuda yang pakaiannya agak cupu (ndak gaul) yang sering ndak make kaos kaki. Dan mereka menghadiahkan dua pasang kaos kaki yang diikat dengan pita kuning.
Seikat kaos kaki dengan pita kuning, aku ndak akan lupa itu. Di tengah amanah baru yang membuat beban tanggungjawabku lebih besar, aku serasa mendapat tenaga baru, aku serasa dapet suplemen baru untuk semangat mengemban amanah. Hadiah itu, kayak sekelumit rasa manis di tengah sensasi sayur asem yang sering dibuat ibuku. Manis itu membuat semuanya jadi sempurna. Dalam hati aku berkata ya Allah terima kasih engkau telah mempertemukan aku dengan mereka, sahabat terbaik, yang selalu memberiku semangat saat aku lelah, memberiku tawa saat aku sedih dan memberikan kado terindah “seikat kaos kaki” yang didalamnya ada pesan yang spesial “semoga cepet dapet jodoh ya tek”. Ah pesan itu mungkin karena aku terlalu banyak bicara tentang nikah dihadapan mereka.
Terlepas dari semua itu, ya Allah semoga mereka yang sangat perhatian dan sayang kepadaku, selalu sehat dan bahagia serta dimudahkan dalam segala urusannya. Aku, maaf yak temen-temen, aku belum bisa jadi pemimpin dan teman yang baik. Aku masih sering lupa untuk nanya kabar kalian, apalagi tau kondisi hati kalian seneng atau sedih. Tapi insya Allah aku mau belajar n berusaha jadi pemimpin n temen kalian yang terbaik. Minimal udah bisa cepet bales sms... he2.
Seikat kaos kaki itu... kado terindah... kemejanya buat aku tambah ganteng.. bangga aku memakainya... terima kasih temen2ku... LI,DE,DW,US,RI
I LOVE YOU MY BEST FRIEND

Tidak ada komentar:

Posting Komentar