Minggu, 04 Maret 2012

penjual roti dimalam hari


aku adalah aku... seorang mahasiswa dengan segala kesibukannya mempersiapkan masa depan sesuai dengan impian dan cita-cita. belajar adalah aktifitas utama dengan organisasi serta komunikasi sebagai aktifitas penunjang. aku makan tiga kali sehari dengan menu makanan yang kuatur tiap harinya untuk mencapai 4 sehat 5 sempurna. biaya hidup dan kuliahku telah dibiayai sebuah lembaga keuangan sehingga aku ndak lagi minta sama orang tua. ndak hanya itu, aku juga bisa mencukupi kebutuhanku sebagai mahasiswa tentang hobiku untuk baca buku dan jalan-jalan, bahkan berlebih.

tadi malam, sekitar pukul 20.45 saat aku baru saja pulang dari rapat sebuah organisasi yang aku tekuni, di perjalanan pulang hatiku merasa malu, galau, jlep pokoknya dah... saat aku melihat seorang lelaki berusia kira-kira 40 tahun dengan semangatnya memanggul kotak tempat roti yang ia jual. kulihat roti yang tersisa masih banyak, dan aku tau bapak itu belum pulang dari pagi hari dari menjual rotinya. ah aku hanya bisa terdiam melihatnya... kasihan sekali bapak ini. sebagai lelaki akupun tau yang ada dipikirannya adalah menafkahi anak dan istrinya. aku ndak kenal siapa dan dimana bapak penjual roti itu tinggal... namun, kisah perjuangannya bila dibandingkan aku ini... beuhh... jauh banget... kayak besarnya matahari sama bumi... hampir 109 kali....

aku jadi sempat berfikir, aku yang tercukupi kebutuhannya bahkan berlebih, sering merasa sedih, galau, dilema, marah, karena permasalahan sepele tentang kegagalan, tentang komunikasi, sikap dan perbuatan orang lain ke kita, tentang nilai, tentang hubungan kita dengan orang yang kita sayangi atau tentang impian kita yang tak sempat digapai... lalu, klo kita (mahasiswa) dengan segala permasalahan yang ada, curhat, menangis dan galau... bagaimana dengan bapak penjual roti... haruskah ia menangis darah karena barang dagangannya belum habis hingga pukul sembilan malam... dari kisah bapak penjual roti ini, kita bisa belajar tentang arti berjuang, dan yang paling utama adalah belajar tentang bersyukur... kadang aku ndak menyadari begitu luar biasa nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada engkau yang namanya Mahasiswa... kebanyakan dari kita lahir dari keluarga mampu... memiliki intelektualitas dan keuangan yang memadai... bisa nonton bioskop, main futsal, beli buku bacaan, internetan, makan 3 kali sehari tanpa pusing lagi dan bla.. bla.. bla... masih buannyak lagi... ah rasanya sangat perlu dan sangat patut untuk mahasiswa bercita-cita untuk mensejahterakan masyarakat seperti penjual roti itu... mahsiswa calon pemimpin masa depan, jadi harus bersyukur dengan melakukan yang terbaik dalam belajar serta ndak mengatasi masalah dengan masalah kita yang sepele dan itu memakan waktu kita untuk belajar... mengenai koruptor di negeri ini, mungkin mereka ndak melihat atau pura-pura ndak melihat kondisi si penjual roti... langkahnya lembut diatas mercy barunya selesai proyek pembangunan yang diminimalisir dananya... aku ndak tau dimana hati para koruptor,mungkin hatinya ketinggalan di kampung dimana mereka berasal... disimpan di tanah kampung tempat kelahirannya.. lalu ia meninggalkannya... atau bahkan mereka lupa, mereka punya hati atau ndak... yang pasti mereka dapet nilai E kurus saat belajar tentang arti bersyukur...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar