Pertemuan itu bukan di kelas
kuliah, bukan di gedung megah saat acara seminar tetapi di ruang dengan ukuran
3x5 meter. ruang itu merupakan ruang diskusi yang berisi banyak buku-buku,
thesis dan disertasi. tegar juga bingung diruangan itu tidak ada sama sekali
skripsi, semuanya warna merah tua dan hijau tua dan disanalah mereka berdua
bertemu... tegar vs Prof. Bondan.
seperti film-film romantis pada
umumnya, tegar mengharapkan pertemuan pertama dengan dosen pembimbing
pilihannya punya cerita manis. dia ndak ingin pertemuan pertamanya seperti film
FTV dimana pertemuan diawali dengan sebuah konflik, kemudian konfliknya
memanjang, mau ga mau harus bersama dan akhirnya merasa saling membutuhkan,
happy ending. tapi ternyata, kisah yang ia tidak inginkan ternyata terjadi
persis sesuai yang ada di film FTV. pertemuan pertama berakhir dengan teguran
dan komunikasi yang cukup tragis. pertemuan itu ga berbuah manis.
pertemuan tegar dengan prof.
bondan seperti tegar harus memasuki dunia baru. dunia yang penuh tuntutan dan
dunia yang penuh persyaratan. jadi inget pernah nonton film divergent, tegar
yang sebenernya setengah amity setengah abnegation harus memasuki dunia baru
yaitu dunia setengah dauntless dan setengah erudite. dunia baru ini penuh
persaingan, penuh pembuktian, mesti cerdas, mesti kuat mental dan harus berani.
mengenai prof. bondan, beliau
adalah seorang guru besar berasal dari faksi setengah dauntless dan setengah erudite.
tegas, konsisten, dan cerdas minta ampun. sedangkan tegar orangnya santai.
cinta damai dan menghindari resiko. pertama kali yang dikomentari oleh prof bondan
ketika ketemu sama tegar dan teman-temannya yang rata-rata faksi amity adalah
pelannya suara saat menjawab pertanyaan. yak, prof bondan itu sangat disegani,
dihormati dan kecerdasaanya serta keahliannya dibidang ekonomi pertanian sudah
tidak diragukan lagi. meskipun berumur 66 tahun, ingatan serta kecerdasaanya
masih bertahan. sepertinya ndak ada yang berani melawan pak bondan di departeman
tempat tegar kuliah.
ada satu hal unik dimana
mahasiswa bimbingan prof bondan tiap tahun adalah perempuan. dan tegar
merupakan daftar tumbal laki-laki dalam sejarah bimbingan prof bondan. entah
apa penyebabnya, tetapi memang tegar merupakan salah satu mahasiswa laki-laki
yang dianggap cukup nilainya untuk berhadapan dengan profesor dengan faksi
setengah dauntless dan setengah erudite itu. sebagai guru besar, memang
pengalaman dan pengetahuan beliau sangat luas dan banyak dan satu hal yang
menjadi poin penting. tidak seperti dosen yang lainnya, pak bondan merupakan
sosok dosen yang mendedikasikan dirinya untuk mendidik mahasiswanya, itu
mengapa beliau sering meluangkan waktu berjam-jam untuk berkomunikasi dengan
mahasiswa dan memberi pendidikan menganai kehidupan ini terkait kejujuran,
tanggungjawab dan pilihan dalam kehidupan.
namun dari sekian banyak
kata-kata beliau tentang nasehat hidup ini ada tiga hal yang mesti mahasiswa
bimbingannya selalu ingat yaitu SKS (sistematis, konsisten dan substantif),
nanti bakalan ada cerita tentang tiga kata-kata sakti itu.... to be continue...