Dua hari yag
lalu, aku berangkat ke sebuah tempat bersama para pemimpin-pemimpin kampus IPB
untuk mengikuti sebuah pelatihan kepemimpinan. Ada banyak orang hebat yang berkumpul untuk
mengikuti pelatihan, mendiskusikan beberapa hal tentang keorganisasian. Bener-bener
suasana yang elegant melihat para pemimpin di kampus bertukar pikiran,
berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan keorganisasian.
Aku,
bolehlah yak disebut Direktur. Direktur sebuah organisasi impian penuh harapan
dan kebersamaan. Pemimpin sebuah keluarga besar yang bersahaja yang namanya
FORCES (forum for scientist studies). Begitu
banyaknya rangkaian acara di pelatihan kepempinan itu, selama dua hari di
tengah ramainya orang menyampaikan pendapat, antusiasnya para peserta memahami
materi, aku teringat keluarga itu. Aku teringat kebersamaan yang ada di sebuah
ruang persegi berukuran kurang lebih 3X3 Meter yang isinya adalah barang-barang
pribadi. Ramainya ruang kecil itu karena canda, tawa serta diskusi yang sangat
hidup menghidupkan suasana. Aku ingat juga betapa ruang kecil beserta
orang-orang didalamnya dapat menghapus penatnya permasalahan hidup ini. Aku juga
ingat ruangan kecil yang agak berantakan itu memberikan aku sebuah keluarga di
tengah masa merantau selama kuliah.
Selama
dua hari ditengah keramaian para pemimpin berdiskusi, aku diam dan berfikir
tentang kalian, Teman-temanku, adik-adikku yang harus aku pimpin selama satu
tahun kedepan. Seorang pembicara menjelaskan
dalam presentasinya beberapa kriteria seorang pemimpin, mulai dari karakter, kepribadian serta
ciri-cirinya. Secara jujur karakter dan ciri-ciri yang telah di jelaskan sangat
ndak sesuai dengan apa yang ada di diriku. Lebih jelas lagi, pembicara itu
memberikan sebuah simulasi untuk membuktikan tipe kepribadian masing-masing
peserta. Semua tau bahwa tipe kepribadian pemimpin adalah korelis. Dan setelah
menjawab beberapa pertanyaan terbukti bahwa aku bukanlah seorang korelis namun
aku seorang sanguinis. Aku ndak sehebat pemimpin-pemimpin di pelatihan itu
temen-temen. Aku ndak banyak mengajukan
pendapat, aspirasi ataupun sebuah ide. Bahasanya ndak keren bangetlah kayak
ketua organisasi lain yang banyak mengacungkan jarinya selama acara seakan ide
dan pendapatnya ada segudang di otaknya. Sedangkan aku banyak diam. Kalo aku
lagi-lagi diem.....
Tapi,
entah kenapa diamnya aku malah membuat motivator itu selalu menatap kepadaku. Bertanya
tentang pendapatku, selalu memberi contoh melalui diriku. Aku juga menjadi
bahan pembanding diantara beberapa tipe kepribadian yang ada. Ah, mungkin
karena motivator itu tahu bahwa sedang ndak fokus memerhatikan apa yang
disampaikannya. Tetapi, aksi motivator itu membuat aku menjadi penasaran untuk
bertanya bagaimana menjadi seorang pemimpin yang paham akan anggotanya, paham
mengenai kemauan dan paham bagaimana mencapai visis misi sebuah organisasi. Beberapa
pertanyaan aku sampaikan mengenai persoalan yang aku ndak bisa menyelesaikannya
selama ini. Ternyata luar biasa ternyata jawaban yang diberikan sangat memuaskan
dan sebelum motivator itu mengakhiri sesinya ia berkata yang kalo di ringkas begini “apapun tipe
kepribadianmu, bukan batasan engkau harus menjadi ini dan itu, bukan berarti
seorang sanguinis tidak bisa memimpin, semuanya bisa memimpin yang penting kita
mau berusaha, karena sayapun seorang sanguinis”
Untuk
temen-temenku di keluarga FORCES tercinta, aku bukan orang yang prestatif dalam
hal karya tulis, aku juga bukan orang yang cepet hapal semua nama (terutama
forces 10), aku juga bukan seorang korelis yang dapat memimpin dengan baik, aku
juga ndak tahu dengan jelas apa keinginan temen-temen, aku jarang online untuk
ngepoin blog temen-temen, jarang facebookan untuk tahu status temen-temen,
bahkan jarang main twitter. Mungkin masih sangat banyak kekurangan dalam diri
ini, masih banyak ketidaktahuan dan mungkin masih rendah tingkat pemahamanku. Namun,
izinkan direktur baru ini belajar dan berusaha untuk memimpin, memberdayakan
dan memberi contoh bagi temen-temen semuanya. Izinkan direktur yang baru ini
mencoba dan menggali potensi yang ada untuk kepentingan kita semua bersama. Mohon
beri dukungan dan doa semoga direktur yang katanya “direktur gombal” (aku ndak
setuju.. ha2) bisa amanah dalam mengemban hak dan kewajibannya. Izinkan diri
yang belum tentu lebih baik dari temen-temen semuanya untuk jadi pemimpin di
keluarga ini.
*Mungkin tulisan ini agak lebay
dan galau... tapi seperti biasanya “ aku bingung mau nulis apa untuk nyapa
temen-temen semua” FORCES!!! Go scientist...