salah satu ciri khas orang yan bergolongan darah B adalah menyukai tantangan. tegar termasuk kedalam orang yang bergolongan darah B dan memang ia menyukai tantangan. selama kuliah, ia kerap mencoba hal-hal baru yang memperkaya pengalamannya, baginya sukses dan gagal itu pelajaran yang sangat berharga. oleh karena itu dimana ada peluang, ada sesuatu yang unik untuk dikerjakan atau hal-hal yang dapat meningkatkan kapasitasnya seringkali ia ikuti dan kerjakan. meskipun menyukai tantangan dan hal-hal baru, tegar adalah tipe orang yang kurang konsisten. ketidakkonsistenannya seringkali membuat ia gagal dalam menyelesaikan pekerjaan. ia sering mengatakan "hal mendasar yang masih menjadi perbedaan besar aku dan habibie (idolanya) adalah kata konsisten".
berdasarkan pengalamannya selama menjalani kuliah di IPB, ia seringkali berhasil untuk menaklukan tantangan yang ia hadapi. namun ada satu hal yang membuatnya gelisah adalah penguasaannya terhadap core competence yang seharusnya ia miliki yaitu sebagai sarjana ekonomi, tepatnya sarjana ekonomi pertanian sumberdaya dan lingkungan. tegar merasa belum menguasai materi kuliah yang selama ini ia pelajari. meskipun selama kuliah ia mendapatkan nilai yang sangat memuaskan, ia merasa belum menguasai materi kuliah yang dipelajari. banyak sekali materi ekonomi yang ia tidak paham sehingga cepat sekali lupa setelah menjalani ujian.
tegar kemudian menyadari bahwa selama ini materi kuliah yang dipelajari belum menjadi ilmu yang seharusnya dikuasainya. ia sadar ternyata selama ini ia kurang serius dalam menguasai ilmu-ilmu ekonomi yang dipelajarinya, dan ia sadar bahwa belajarnya selama kuliah hanya membuatnya lulus ujian namun tidak membuatnya lebih pintar dan memiliki penguasaan terhadap materi kuliah yang ia pelajari. ketika ia ditanya mengenai ekonomi, untuk hal-hal yang umum ia mengerti namun ketika ditanya secara lebih mendetail, ia tidak bisa menjawab dan tidak mengerti.
kesadaran dan kejujuran terhadap kemampuan diri sendiri menyebabkan tegar membuat sebuah keputusan. keputusan yang dianggapnya akan meningkatkan kualitas dan kapasitasnya sebagai sarjana ekonomi. keputusan yang membuatnya memilih sebuah tantangan, tantangan untuk menghadapi sesuatu yang sering dihindari orang lain. tantangan yang membuatnya memiliki resiko untuk lulus tidak tepat waktu dan tantangan untuk menjadi sarjana yang lebih berkualitas. tantangan itu membuatnya harus memilih, memilih dosen pembimbing skripsi yang dihindari oleh setiap mahasiswa di jurusannya. dan akhirnya ia memilih, memilih menghadapi tantangan, memilih untuk belajar lewat bimbingan seorang dosen yang bergelar profesor, dan merupakan salah satu guru besar di IPB.
profesor itu bernama Bondan, dan bersama pak Bondan-lah drama tegar menghadapi skripsi dimulai...
next : profesor bondan
berdasarkan pengalamannya selama menjalani kuliah di IPB, ia seringkali berhasil untuk menaklukan tantangan yang ia hadapi. namun ada satu hal yang membuatnya gelisah adalah penguasaannya terhadap core competence yang seharusnya ia miliki yaitu sebagai sarjana ekonomi, tepatnya sarjana ekonomi pertanian sumberdaya dan lingkungan. tegar merasa belum menguasai materi kuliah yang selama ini ia pelajari. meskipun selama kuliah ia mendapatkan nilai yang sangat memuaskan, ia merasa belum menguasai materi kuliah yang dipelajari. banyak sekali materi ekonomi yang ia tidak paham sehingga cepat sekali lupa setelah menjalani ujian.
tegar kemudian menyadari bahwa selama ini materi kuliah yang dipelajari belum menjadi ilmu yang seharusnya dikuasainya. ia sadar ternyata selama ini ia kurang serius dalam menguasai ilmu-ilmu ekonomi yang dipelajarinya, dan ia sadar bahwa belajarnya selama kuliah hanya membuatnya lulus ujian namun tidak membuatnya lebih pintar dan memiliki penguasaan terhadap materi kuliah yang ia pelajari. ketika ia ditanya mengenai ekonomi, untuk hal-hal yang umum ia mengerti namun ketika ditanya secara lebih mendetail, ia tidak bisa menjawab dan tidak mengerti.
kesadaran dan kejujuran terhadap kemampuan diri sendiri menyebabkan tegar membuat sebuah keputusan. keputusan yang dianggapnya akan meningkatkan kualitas dan kapasitasnya sebagai sarjana ekonomi. keputusan yang membuatnya memilih sebuah tantangan, tantangan untuk menghadapi sesuatu yang sering dihindari orang lain. tantangan yang membuatnya memiliki resiko untuk lulus tidak tepat waktu dan tantangan untuk menjadi sarjana yang lebih berkualitas. tantangan itu membuatnya harus memilih, memilih dosen pembimbing skripsi yang dihindari oleh setiap mahasiswa di jurusannya. dan akhirnya ia memilih, memilih menghadapi tantangan, memilih untuk belajar lewat bimbingan seorang dosen yang bergelar profesor, dan merupakan salah satu guru besar di IPB.
profesor itu bernama Bondan, dan bersama pak Bondan-lah drama tegar menghadapi skripsi dimulai...
next : profesor bondan